TUGAS PERTEMUAN KE-6 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
NAMA : RENDI ANDAN WANGI
NIM : 418110195
KELAS : 6F
PERTEMUAN KE-6 PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
penjelasan yang lengkap terkait :
1. Jenis-jenis kerusakan pada pekerjaan Beton Bertulang dan Jelaskan juga upaya penanganan terkait kerusakannya tersebut (minimal 10 jenis kerusakan yg terjadi pada Pek. Beton Bertulang
2. Jenis-jenis kerusakan pada pekerjaan Lapisan Campuran Beraspal dan Jelaskan juga upaya penanganan terkait kerusakannya tersebut (minimal 10 jenis kerusakan yg terjadi pada Pek. Lapisan Camouran Beraspal
1. JENISKERUSAKAN PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN SOLUSINYA
1.Beton keropos
Beton yang keropos terjadi apabila mortar semen yaitu bahan campuran antara semen,air dan agregat halus tidam mengisi rongga rongga antara agregat kasar. Akibatnya beton kehilangan ketahanannya seperti adanya udara dan rongga didalam beton tidak kedap,yang mengakibatkan terjadinya karbonasi dimana pH beton menurun dari pH 13 menjadi 7 atau 8,dan beton kehilangan daya lindung terhadap baja tulangan yang selanjutnya mengakibatkan karat pda baja tulangan.
Cara mengatasinya :
- Penanganan yang lebih baik , seperti pemadatan yang pas.
- Memperhatikan acuan agar cairan beton tidak hilang.
- Mengindari terlalu rapatnya baja tulangan.
- Arena campuran beton harus sesuai dengan proporsi yang disarankan dalam job mix.
2.Drummines
Yaitu karat yang ada pada besi tulangan mendorong sebagian permukaan beton.
Cara mengatasi :
Melakukan penambalan dengan baik pada bahan dasar agar tidak ada lapisan yang terpisah.
3.Rembesan atau bocoran kedalam beton
Rembesan dapat dikenali dengan adanya tanda warna pada permukaan beton. Kadang kadang tanda warna tetsebut adalah warna hijau karna ditumbuhi lumut, warna putih berkerak ini menandakan bahwa tetdapat larutan kapur dari semen yang merembes keluar.
Cara mengatasinya : memperhatikan agar tidak adanya rembesan yang mengakibatkan hak tersebut.
4.Mutu beton yang jelek
Kerusakan 201 akibat mutu beton yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya karbonasi yang secara struktur berbahaya,karena proses karbonasi terjadi penurunan pH beton dari 13 menjadi 9 atau 8,dimana pH ini menurunkan sifat alkali beton menjadi asam.
Cara mengatasinya : lebih memperhatikan mutu beton yang akan digunakan.
5.Retak struktural
Retak struktural adalah terbuka dan melebar ketika beban lalu lintas lewat diatasnya,lebih sering terjadi di daerah pelat lantai dan gelagar jembatan. Terus berkembang seiring dengan berlangsungnya pergerakan dan penurunan,lebib sering terjadi pada bagian bawah.
Cara mengatasinya : menyesuaikan beban lalu lintas yang lewat dengan kekuatan beton tsb.
6.Retak akibat penurunan fondasi
Apabila fondasi mengalami penurunan atau bergerak terjadi banyak gaya gaya tambaha pada struktur beton. Retak akibat gaya gaya tsb tidak memiliki pola yang pasti.
Cara mengatasinya : ada baiknya memeriksa pada sekitar bagian atas dan bawah kolom penyokongnya dan pada bagian tengah kepala pilar untuk kemungkinan terjadinya retakan.
7.Retak akibat karat
Retak juga dapat terjadi akibat karat pada tulangan baja di bawah permukaan. Karna karat tersebut mengembang,itu akan mengangkat permukaan dan mengakibatkan retak.
Cara mengatasi : selalu mengontrol keretakan yang terjadi. Setiap tulangan yang terbuka/terlihat harus dicatat supaya ditutup secepatnya.
8.Retak akibat susut
Retak akibat susut pada beton biasanya terjadi pada permukaan yang terbuka dari bagian lantai dan pelat. Dimana akan terjadi kehilangan banyak kadar air yang disebabkan oleh kelembaban yang rendah,angin dan atau temperatur ya g tinggi. Susut biasanya terjadi sebelum akhir penyelesaian pekerjaan sebelum dilakukannya perawatan (curing).
Cara mengatasi : memperhatikan penguapan kadar air pada permukaan beton agar tidak lebih cepat dari penggantian oleh kelebihan air dari campuran beton.
9.Retak permukaan
Retak retakan tersebut tidak lebih dari beberala milimeter dalamnya dan disebabkan oleh susut lapis permukaan. Retak ini biasanya terjadi pada pernukaan yang mengambang atau yang dihaluskan dengan sendok aduk pada pelat beton, permukaan beton yang dibentuk oleh cetakan. Jenis keretakan ini disebut sebagai suatu kerusakan.
Cara mengatasi : tidak membiarkan permukaan mengambang. Tidak menggunakan cetakan saat pembentukan beton.
10.Retak akibat bergeraknya acuan
Retak yang diakibatkan oleh bergeraknya acuan tidak mengikuti pola tertentu dan ini disebabkan karena pada waktu beton mulai mengeras acuan bergerak. Retak akibat bergeraknya acuan dapat menjadi suatu masakah jika retak tsb cukup dalam dan mengakibatkan terlihatnya tulangan.
Cara mengatasi : membatasi gerak acuan tsb agar tidak terjadi retakan yang terlalu dalam.
2.JENIS KERUSAKAN PEKERJAAN LAPISAN CAMPURAN BERASPAL DAN SOLUSINYA
1.Retak lelah dan deformasi pada semua lapisan perkerasan aspal
Jenis kerusakan jalan aspal yang berupa retak lelah dan deformasi di hampir semua lapisan jalan ini terutama bisa ditemui di jalan-jalan antar provinsi. Penyebabnya tak lain banyaknya kendaraan berat yang lalu lalang seperti bus dan truk. Beban kendaraan yang berat mengakibatkan di setiap lapisan perkerasan terjadi regangan dan tegangan. Beban kendaraan yang terus melintas pada akhirnya membuat munculnya retak lelah serta deformasi.
Jika retak lelah dan deformasi dibiarkan saja, maka ketika musim hujan bisa dipastikan air akan masuk ke dalam retakan dan mengubah retakan menjadi lubang yang semakin lama semakin besar. Karena itu sebaiknya begitu terjadi retak lelah dan deformasi, perbaikan harus segera dilakukan dengan penambalan-penambalan.
Jalan-jalan dengan perkerasan aspal sesungguhnya tidak cocok dilalui oleh jenis-jenis kendaraan berat. Kendaraan berat sebaiknya diarahkan untuk melintasi jalan-jalan beton yang memiliki struktur lebih kuat dibandingkan jalan-jalan dengan perkerasan aspal.
2.Retak
Ada berbagai jenis retak yang bisa terjadi pada jalan perkerasan aspal, antara lain retak kulit buaya, retak pinggir, retak sambungan bahu, retak refleksi, retak susut, dan retak slip. Salah satu faktor terbesar penyebab retak tersebut adalah buruknya sistem drainase jalan. Karena itu, solusinya tak cukup hanya dengan menambal retakan-retakan yang ada. Sistem drainase perlu dibangun sehingga jenis kerusakan yang sama tidak terjadi lagi.
3.Distorsi
Distorsi atau perubahan bentuk pada perkerasan jalan aspal bisa terjadi dikarenakan tanah dasar yang lemah dan pemadatan yang kurang optimal di lapisan pondasi. Distorsi yang terjadi pada jalan aspal bisa berupa amblas, jembul, keriting dan alur
Kerusakan jalan aspal berupa distorsi tidak cukup diperbaiki hanya dengan melakukan penambalan saja. Perbaikan kerusakan distorsi terbilang cukup rumit dan memakan waktu yang tak sebentar. Distorsi pada jalan perkerasan aspal sebaiknya diperbaiki dengan menggaruk kembali, dipadatkan kembali, lalu dilakukan penambahan lapisan permukaan baru.
4.Kegemukan
Kerusakan kegemukan yang dimaksudkan berupa permukaan jalan aspal yang menjadi licin. Kerusakan ini terjadi saat temperatur naik sehingga aspal menjadi lunak dan jejak roda kendaraan akan membekas pada permukaan lapisan jalan. Kerusakan yang disebut kegemukan ini biasanya terjadi pada jalan aspal yang menggunakan kadar aspal tinggi pada campuran aspal atau dikarenakan pemakaian aspal yang terlalu banyak pada tahapan prime coat. Kerusakan jenis ini biasanya dapat diatasi dengan menghamparkan atau menaburkan agregat panas yan kemudian dipadatkan. Atau bisa juga dilakukan pengangkatan lapisan aspal dan lantas diberi lapisan penutup
5.Lubang-lubang
Kerusakan jalan aspal berupa lubang-lubang dapat terjadi ketika retakan-retakan dibiarkan tanpa perbaikan sehingga akhirnya air meresap dan membuat rapuh lapisan-lapisan jalan. Lubang-lubang yang awalnya kecil ini bisa berkembang menjadi lubang-lubang berukuran besar yang dapat membahayakan pengguna jalan.
Lubang-lubang pada jalan aspal tersebut bisa diperbaiki dengan membersihkan lubang-lubang terlebih dahulu dari air serta dari material-material yang lepas. Setelah itu bongkar lapisan permukaan dan pondasi sedalam mungkin agar bisa mencapai lapisan yang paling kokoh. Barulah kemudian tambahkan lapisan pengikat atau tack coat. Lantas isi dengan campuran aspal dengan cermat. Padatkan lapisan campuran aspal tersebut dan haluskan permukaannya sehingga sama rata dengan permukaan jalan lainnya.
6.Pengausan
Kerusakan pengausan ditandai dengan permukaan jalan aspal yang menjadi licin. Kerusakan ini sepertinya terlihat sepele, padahal kenyataannya kerusakan ini bisa membahayakan pengguna jalan. Kendaraan yang melintas menjadi lebih mudah tergelincir pada kondisi jalan seperti ini.
Pengausan dapat terjadi dikarenakan penggunaan agregat yang tidak tahan aus terhadap roda-roda kendaraan atau agregat yang tidak berbentuk cubical, misalnya agregat berbentuk bulat dan licin. Kerusakan semacam ini bisa diatasi dengan menutup area permukaan jalan aspal yang rusak dengan buras, latasir atau latasbun.
7.Stripping
Kerusakan stripping atau pengelupasan lapisan permukaan dapat terjadi dikarenakan kurangnya ikatan antara lapisan bawah jalan dan lapisan permukaan, atau lapisan permukaan yang terlampau tipis. Untuk kerusakan seperti ini, langkah perbaikan yang bisa dilakukan bukanlah dengan penambalan melainkan bagian yang rusak terlebih dahulu harus digaruk, kemudian diratakan. Barulah setelah itu dilapisi dengan buras.
8.Pelepasan butir (Ravelling), dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh hal yang sama dengan lubang. Dapat diperbaiki dengan memberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalami pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan.
9.Penurunan Pada Bekas Penanaman Utilitas (Utility cut depression)
Terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat. Dapat diperbaiki dengan dibongkar kembali dan diganti dengan lapis yang sesuai.
10.Sungkur (Shoving), deformasi plastis yang terjadi setempat, ditempat kendaraan
ering berhenti, kelandaian curam dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi dengan/tanpa retak. Penyebab kerusakan sama dengan kerusakan keriting. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara dibongkar dan dilapis kembali.
Comments
Post a Comment